Rabu, 15 Oktober 2014

pertanian berbasis kearifan lokal

kearifan lokal merupakan pengetahuan lokal yang sudah demikian menyatu dengan sistem kepercayaan,norma dan budaya dan diekspresikan dalam sebuah tradisi dan mitos yang di anut dalam waktu yang cukup lama.
pengetahuan lokal lokal ternyata bisa menjadi salah satu solusi mengatasi dampak perubahan iklim disektor pertanian terutama dalam mengatasi krisi pangan ditingkat komunitas.sebuah penelitian terbaru dari international institute for environment and development (IIED) mengungkapkan keafiran lokal yang diajarkan turun temurun telah menuntun masyarakat tradisional yang terbelakang.sekalipun mampu bertahan menghadapi perubahan iklim.praktek tradisional tersebut disesuaikan dengan ketinggian tempat,jenis tanah,curah hujan dan sebagainya yang kesemuanya mendukung keberlanjutan lingkungan.
para petani telah terbiasa menggunakan tanaman lokal untuk mengendalikan hama dengan cara memilih varietas tanamanyang mampu mentolelir kondisi ekstrim seperti kekeringan dan banjir,menanam berbagai tanaman untuk menghadapi ketidakpastian di masa depan.pemulihan varietas jenis baru secara lokal ini dilakukan berdasarkan ciri kualitas yang melindungi keanekaragaman hayati.
varietas benih lokal yang telah dikembangkan secara lokal lebih cocok dengan kondisi lokal yang berlaku seperti tanah dan hama,serta dengan perubahan iklim seperti kekeringan.
metode pertanian yang di praktekan oleh nenek moyang diberbagai komunitas masyarakat adat termasuk di Indonesia hanya berfokus pada apa yang diberikan alam pada mereka berupa berbagai jenis tanaman seperti kopi,kayu manis dan berbagai tumbuhan liar lainnya yang sudah cukup untuk kebutuhan masyarakat pada saat itu.
contoh lain yang dilakukan masyarakat dalam mempertahankan kearifan lokal antara lain:
1. penggunaan ruang dalam masyarakat baduy
    yaitu secra umum dibagi kedalam tiga zona,yaitu zona bawah sebagai pemukiman,zona tengah digunakan   sebagai bercocok tanam dan zona atas digunakan sebagai hutan belantaradan tempat pemujaan.
2. sistem perladangan masyarakat baduy
    sistem berladang mereka adalah dengan tidak melakukan perubahan besar-besaran terhadap alam,tetapi mengikuti alam yang ada.sistem perairan tidak menggunakan irigasi tetapi mengendalikan air hujan,karena kepercayaan mereka ada larangan penggunaan air sungai untuk keperluan penanaman tanaman diladang.
   

4 komentar: